DFp

Monday, March 9, 2009

SEJARAH MAKAM SYEKH ABDUL GHORIB

SEJARAH PERJUANGAN
KH. SYEKH ABDUL GHORIB




MENGEMBANGKAN AGAMA ISLAM
DI SEKITAR JAWA BARAT









KP. CIBEAS KEL. PICUNGREUMUK
KEC. KAWALU KOTA TASIKMALAYA



SILSILAH SYEH HAJI ABDUL GHORIB
YANG DIMAKAMKAN DI CIBEAS
KEL. PICUNGREUMUK KEC. KAWALU
KOTA TASIKMALAYA

Bismillahirrohmanirrohim,

SYEH HAJI ABDUL GHORIB, adalah seorang ulama besar mempunyai jiwa kewalian, tinggi budi pekertinya, besar pengaruhnya, berwibawa dalam kepemimpinan, luhur ilmunya, diturut oleh segenap rakyat, cinta bangsa dan tanah air, cinta agama serta kasih saying terhadap sesame makhlu Alloh SWT.
KETERANGAN :
A. Perkataan Ghorib diambil dari bahasa arab ;
- Asal kalimat dari pada Ghoroba ( ) artinya bertempat tinggal di negeri lain
atau di daerah orang lain sebagai
pengembara/pendatang.
- Asal kalimat dari pada Ghoriibun ( ) artinya orang pendatang, pemilik yang
banyak keajaiban-keajaiban.
- Asal kalimat dari pada Ghooribun ( ) artinya yang tinggi dari tiap-tiap sesuatu,
luhur martabatnya, luhur ilmunya dari
orang lain.
B. PESANTREN.
Syeh Haji Abdul Ghorib, dilahirkan di daerah Kudus ( waktu itu teramsuk daerah Kerajaan Mataram – Jawa Tengah ) sekitar tahun 1655 M / 1076 H. Semenjak kecil beliau suka mencari ilmu ( tolab ilmu ) seperti ilmu kenegaraan, ilmu pengetahuan dan ilmu keagamaan ( terutama agama islam ). Tiap-tiap pesantren didatanginya baik pesantren-pesantren yang berada di pulau jawa maupun pesantren-pesantren yang ada di pulau Sumatra yaitu ; aceh.



C. NAIK HAJI.
Setelah ilmunya banyak beliau diajak oleh gurunya untuk menunaikan ibadah haji ke tanah suci mekah. Beliau bersama gurunya dan beberapa orang santri lainnya berangkat ke tanah suci mekah dengan maksud yang sama yaitu menunaikan ibadah haji.

D. BERMUKIM DI MEKAH.
Syeh Haji Abdul Ghorib saat di mekah sudah kelihatan adanya tanda-tanda/sifat-sifat kewalian, sehingga oleh gurunya beliau disuruh untuk bermukim dulu di mekah sambil memperdalam ilmu keagamaan yaitu tentang ajaran agama islam.

E. MENDIRIKAN PESANTREN.
Setelah beberapa tahun bermukim di mekah dan telah memperoleh ilmu tentang agama islam,
Kemudian beliau pulang ke tanah jawa tempat kelahirannya di daerah Kudus. Setibanya di tempat kediamannya beliau disambut oleh rakyat/masyarakat Kudus, dan selanjutnya masyarakat beramai-ramai mendirikan pesantren dan tempat tinggal ( rumah ) bagi Syeh Haji Abdul Ghorib.
Berkat hasil gotong royong masyarakat, maka terwujudlah suatu pesantren yang megah dan banyak dikunjungi oleh santri dari tiap-tiap daerah dengan maksud untuk melakukan tolabul ilmi.
Setelah berhasil mendirikan pesantren, tak lama kemudian Syeh Haji Abdul Ghorib oleh orang tuanya ditikahkan kepada gadis pilihannya bernama Rd. Ajeng Ayu Sutri, masih keturunan keraton yang benar-benar taat dan patuh terhadap ajaran agama islam.
Pada saat keemasannya mengembangkan ajaran agama islam, dan santri-santrinya banyak terdiri dari santri anak-anak, muda maupun mudi, orang tua baik laki-laki maupun perempuan, maka meletuslah suatu peperangan dengan Kompeni Belanda (VOC) terhadap penduduk asli terutama terhadap pemuka-pemuka agama islam. Terjadinya peperangan melawan penjajahan Belanda, semakin hari semakin meluas kesetiap penjuru pulau Jawa terutama di daerah : Jawa Timur termasuk daerah Madura, Jawa Tengah dan Jawa Barat. Untuk memperkuat pasukannya tentara belanda mendatangkan bala bantuan dari negeri asalnya, sehingga kedudukan tentara belanda tidak seimbang dengan pasukan dari penduduk pribumi. Hal ini menyebabkan rakyat Indonesia mengalami kewalahan dan terdesak oleh kekuatan angkatan perang Belanda.
Pada waktu terjadinya peperangan tersebut, Syeh Haji Abdul Ghorib ikut serta dalam peperangan dengan menggunakan taktik gerilya bersama dengan para santrinya dan masyarakat setempat dengan maksud untuk menumpas penjajahan Belanda., namun karena kekuatan pasukan Belanda sangat banyak dan persenjataannya semakin lengkap, lama-kelamaan pasukan gerilya terdesak dan akhirnya mundur/meloloskan diri dengan maksud untuk menghindari dari serangan Belanda. Mereka beranggapan lebih baik mundur darp pada harus tunduk dan mengabdi terhadap Belanda.

F. HIJRAH KE JAWA BARAT.
Syeh Haji Abdul Ghorib beserta keluarganya dan beberapa pengikutnya disertai seorang ajengan yang bernama ajengan Kursiban, berhasil meloloskan diri dan hijrah ke Jawa Barat dengan maksud untuk mendapatkan suatu perlindungan sambil menyusun kembali kekuatan dalam rangka mengembangkan ajaran agama islam.
Sebelum berangkat menuju daerah Jawa Barat, beliau ( KH.Syeh Abd.Ghorib ) sempat berziarah ke makam syeh Maulana Malik Ibrahim di gresik dekat Surabaya. Setelah selesai berziarah di makam tersebut kemudian berangkat menuju Jawa Barat . Di Cirebon dengan mengambil jalan pinggir pesisir lautan sebelah utara Pulau Jawa. Di Cierbon beliau mendatangi pembesar-pembesar /pemuka-pemuka Agama Islam dengan maksud Silaturahmi dam minta pendapat untuk menyusun pasukan dan mengembangkan kembali ajaran Agama Islam. Dan juga beliau sempat berziarah ke makam Wali Sultan Fatahilah /Maualana Syarif Hidayattulloh atau disebut juga sebagai Sunan Gunung Jati
Selesai dari Cirebon , selanjutnya beliau berangkat menuju Banten disana beliau mendatangi para pembesar /pemuka Agama dan para Ulama Islam, beliau sempat berziarah ke makam Syeh Sultan Hasanudin . Dari Banten beliau menuju Bogor ,bersama-sama rombongannya, beliau sempat meninjau tempat Prasasti batu tulis dan berziarah ke tempat kerajaan Tarumanegara (Kerajaan Peninggalan purbakala Zaman Raja Purnawarman) sambil mengadakan Silaturahmi dengan para ulama di daerah tersebut.
Dari tiga daerah tersebut yaitu Cirebon,Banten dan Bogor,beliau mendapat petunjuk untuk terus melakukan perjalanan menuju daerah Sumedang sebelah Timur/Selatan dari Tasikmalaya . sesampainya di daerah Sumedang tersebut beliau berserta rombongannya di sambut baik oleh masyarakat dan para alim Ulama setempat, malah dari pihak pemerintah setempat beluiau di berikan seorang pejabat dari kejaksaan yang bertugas untuk menemaninya selama melakukan perjalanan ke Daerah lain /sampai ke tempat yang di tuju.Kemudian Syeh Haji Abdul Ghorib menyempatkan waktu silaturahmi mendatangi saudaranyan yaitu, Syeh Haji Abdul Muhyi di Pamijahan dengan mohon Do’a restunya untuk bermukim di suatu daerah yang telah di tentukan.

G . MENDIRIKAN PESANTREN DI TASIKMALAYA
Dari Daerah Sumedang . selanjutnya beliau beserta rombongannya menuju daerah Tasikmalaya . Tepatnya di sebuah kampong yang terletak di suatu daerah yang di kelilingi bukit-bukit ,disanalah kemudian beliau bermukim beliau bermukim dan mendirikan sebuah pesantren (+ tahun 1708 M / 1129 H). Dan beliau mendirikan pesantren pada usia 53 tahun .
Syeh Haji Abdul Ghorib menetap didaerah tersebut selama kurang lebih 37 tahun, pada akhirnya beliau wafat pada usia 90 tahun (1745 M/1165 H ) .Jasadnya di makamkan di kampung pesantren tersebut yang sekarang di namakan kampong Cibeas – kabupaten Tasikmalaya .
Pada awalnya kampung tersebut di beri nama kampung pesantren ,karena banyak santri-santri yang berdatangan ditempat tersebut baik baik daerah dekat maupun santri dari daerah jauh,dengan maksud untuk mencari ilmu. Karena ramainya kampung tersebut di datangi oleh mereka yang ingin mencari ilmu tentang ajaran agama islam, maka pada akhirnya nama kampung tersabut tercantum di dalam atlas tarutama di dalam atlas lapangan / kar yang biasa di pakai oleh anggota militer.
Pada zaman Syeh Haji Abdul Ghorib masih hidup, kampung pesntren (sekarang kampung Cibeas) termasuk pada wilayah kekuasaan kewedanaan Cicariang kolot (sekarang bernama kampung muncang) .pada waktu itu yang menjadi wedananya bernama Rd . Surawija .setelah Syeh H. Abdul Ghorib menionggal dunia, makamnya banyak di kunjungi oleh para peziarah yang berasal daaari daerah atau kabupaten luar Propinsi Jawa Barat, seperti dari Jawa Tengah maupun dari Jawa Timur .
Pada bulan Nopember 1946 Presiden Republik Indonesai yang pertama Ir. Soekarno bersama tamu dari India dan beberapa pejabat Negara pernah berkunjung kekampung Cibeas dan berziarah ke makam syeh H. Abdul Ghorib . Kunjungan persiden
RI beserta rombongan nya itu tiada lain untuk meninjau kemajuan daerah tersebut dan kemajuan pesantren . Di daerah kampong Cibeas, Presiden Ri Ir.Soekarno mendapatkanAzimat pusaka peninggalan Syeh Haji Abdul Ghorib berupa keris pusaka dari rumah kuncen Haji Abdul Ghorib yang istrinya bernama Ny. Hajah Jubaedah .

H. KEADAAN TEMPAT DIMAKAMKANNYA SYEH HAJI ABDUL GHORIB
Keberadaan lokasi pemakaman Syeh K.H. Abdul Ghorib, berada + 350 m disebelah Utara dari Kampung Cibeas Desa Picung Remuk, Kecamatan Kawalu Kabupaten Tasikmalaya , Propisi Jawa Barat .

I. PENGGANTIAN NAMA KAMPUNG PESANTREN
Sebabnya kampong pesantren itu dinamakan kampong Cibeas, karena para orang tua pada waktu itu setelahnya Syeh H. Abdul Ghorib meninggal dunia,mereka mengadakan musyawrah dn penelitian. Hasi dari musyawarah tersebut, dapat disimpulkan bahwa kampong pesatren dirubah namanya menjadi Kampung Cibeas. Hal ini dikarenakan didekat bekas pesantren tersebut ada satu sumur tempat mandi dan cuci beras (bahasa sunda ngisikan/ngumbah beas) bekas Syeh k.H Abdul Ghorib dan istrinya. Sumur tersebutsamapai sekarang masih terus dipergunakan oleh masyarakat setempat.
Dipimggir Kampung cibeas ada sebuah kali yang menurut cerita para orang dahulu, di kali tersebut terdapat sebuah leuwi (pusaran aii yang dalam) yang air berwarna putih seperti air cician beras . kali yang da di daerah tersebut sampai sekarang terkenal dengan sebutan kali Cibeas, airnya mengalir kakali cibangbay dan teru mengalir ke kali Ciwulan berakhir di laut Hindia sebelah selatan kota Tasikmalaya.



II. KEADAN MAKAM
Sebuah gunung diman K.H Abdul Ghorib di makamkan, terdapat 9 (sembilan ) makam /kuburan diantaranya :
1. Makam Syekh Haji Abdul ghorib
2. Makam Rd. Ajeng Ayu Sutri (istri Syekh H. Abdul Ghorib)
3. Makam Rd . Paranakusumah (Jaksa sumedang dan Bapak dari Rd Surawijaya )
4. Makam Rd. Surawijaya (tang menjadi wedana Cicariang, Bapaknya Rd. Indar jaya).
5. Makam Rd. Inda (istri Pd. Suruwijaya)
6. Makam Rd. Indrajaya (yang menjadi wedana di Manonjaya )
Ketrangan : Rd . Idr ajaya mempunyai anak bernama Rd. Haji Abu Bakar / penghulu afleding di Tasikmalaya . Rd Haji Abu Bakar mempunyai anak bernama Rd. Cioh. Sedangkan Rd. Cioh mempunyai anak bernama Rd. Abas Wilagosomantri yang pernah menjadi bupati da Kabupaten Tasikmalaya pada tanggal 12 Oktober 1948 sampai 4 Agustus 1951. dan terus dialih tugaskan menjadi Resident di Kabupaten Bogor.
7. Makam Ajengan Nursabin, salah seorang pengikuti syekh Haji Abdul Ghorib.
8. Makam Pahlawan Rd. Abd.Manaf ( putranya Syekh Haji abdul Ghorib )
9. Makam Pahlawan Rd. Abduloh ( putranya syekh Haji Abddul ghorib )

Di kompleks makam tersebut tadak ada lagi makam/kuburan yang lain selain dari pada makam/kuburan mereka seperti tersebut di atas .
Demikian Silsilah/riwayat Syekh Haji Abul Ghorib yang daoat di kumukakan sebagai hasil dari penelitian dan cerita-cerita dari para orang tua serta dara para kuncen yang pernah bertugas mengurus makam tersebut. Adapun sumber berupa buku tantang riwayat Syek Haji Abdul ghorib beserta para pengikutnya , menurut Kuncen K.H Muhjadin catatav aslinya dapinjam / di pegang oleh Rd. Abas Wilaga Somantri pada tahun 1949 waktu beliau masih menjabat sebagai bupati di Kabupaten Tasikmalaya .




III. PEMILIHARAAN MAKAM KARAMAT DI KAMPUNG CIBEAS
- Susunan panembahan / Kuncen Cibeas
1. Bapak Kolot putranya Syekh Haji AbdulGhorib .
2. Bapak anti putra dari Bapak Kolot .
3. Anti putranya Bapak anti
4. Haji abdurrohman putra dari anti .
5. Haji Jarkasih putranya Haji Abdurrohman .
6. K.H muhjidin cucu dari H. abdurahaman .
7. Bapak Odjo Sutardjo cucu dari H. abdurrohman ( Adiknya K.H Muhjidin )
- Amanat / wasiat dari kuncen pertama :
1. Makam tersebut supaya di pelihara dengan baik .
2. Yang menjadi kuncen harus dari keturunan kuncen pertama ,dan masih ada hubungan keluarga dari keturunan syekh H. Abduk Ghorib .
3. areal tanah sekitar makam Syekh H. Abdul ghorib luasnya + 21 HA hak miliknya Kuncen selama mereka mengurus makam tersebut, tidak boleh di jualbelikan dan harus dijaga kelestariannya .
-Amanat / wasiat dari kuncen K.H M. Muhjidin
Nanti , jika saya meninggal dunia , yang menjadi pengurus makam/kuncen Syekh Haji Abdul Ghorib di kampung cibeas adalah sebagai berikut:
1. Adik saya bernama Odjo Sutarjo ,
2. Anak saya, dan dikemudian hari selanjutnya di teruskan oleh keturunan adik saya Odjo Sutarjo.
- Do’a :
Marilah kita berdo’a kepada alloh SWT , semoga para arwah yang di makamkan di kompleks pemakaman Syekh Haji Abdul Ghorib beserta arwah para kuncen khususnya yang telah merelakan waktu dan tenaganya dalam mengurus dan memelihara makam keramat tersebut , dan umumnya kepada para arwah orang tua kita beserta kaum muslimin wal muslimat , mudah-mudahan arwah beliau di terima disisi-nya serta mendapat ridho Alloh SWT dan magfiroh dari Alloh SWT , amin yarobal alamin .

- Penutup :
Demikianlah uraian singkat tentang riwayat Syekh Haji Abdul Ghorib beserta keadaan lingkungan tempat beliau mendirikan pesantren sampai beliau beserta para pengikutnya di makamkan di Kampung Cibeas Kabupaten Tasikmalaya , serta para pengurus makam / kuncen yang dengan suka rela tanpa pamrih mengurus dan memelihara keadaan makam tersebut.
Uraian tentang sejarah singkat perjalanan Syekh Haji Abdul Ghorib yang di makamkan di Kampung Cibeas , ditulis sesuai keterangan dari para orang tua terdahulu dan di percaya . Keterangannya di tulis oleh kuncen K.H.M.Muhjidin pada tanggal 1 April 1981 .
Mohon maaf yang sebesar-besarnya jika ada kekeliruan dan kesalahan dalam penulisan dan susunan kalimatnya . Maklum sifat manusia Al insane Almahalul khotho wa nisyan.
Terima Kasih.




Mengetahui Cibeas , 2 April 1981
Disusun kembali oleh :



(K.H MUHJIDIN ) (ORJO SUTARDJO)







TATA TERTIB BERZIARAH
KE MAKAM SYEKH HAJI ABDUL GHORIB
KAMPUNG CIBEAS DS. PICUNGREMUK ;
KECAMATAN KAWALU KABUPATEN TASIKMALAYA

1. HARUS MENDAFTARKAN DIRI KE KUNCEN
2. PERGI BERZIARAH ATAS PETUNJUK KUNCEN
3. WAKTU BERZIARAH HARUS BERPAKAIAN SOPAN MENURUT TATA CARA BERPAKAIAN SESUAI ATURAN AGAMA ISLAM.
4. BERZIARAHLAH SESUAI AJARARAN ISLAM , BERMOHONLAH DAN BERDO’ALAH KEPADA ALLOH SWT , JANGANLAH MENYEKUTUKAN ALLOH SWT DENGAN SEGALA SESUATU ;
5. BERTAWASULAH YANG BAIK/BENAR DENGAN KEAGUNGAN KAROMATNYA WALIYULLOH SYEKH HAJI ABDUL GHORIB DI CIBEAS ;
6. MENGINDAHKAN SEGALA KETENTUAN YANG ADA DI MAKAM , TERUTAMA MENGENAI KETERTIBAN , KEINDAHAN , KEAMANAN , KESEHATAN DAN KEBERSIHAN .
7. DILARANG MENULIS FISIK BANGUNAN/KUBURAN , BENTENG ,JALAN DAN LAIN SEBAGAINYA , DI LINGKUNGAN/KOMPLEK MAKAM .
8. KALAU MAU PULANG PAMITAM DAHULU KEPADA KUNCEN .
9. LAMA BERZIARAH MAKSIMAL 3 HARI .

…….******…….







BERZIARAH KE KUBUR / MAKAM :

MENZIARAHI KUBURAN /MAKAM SALAH SATU JALAN UNTUK MENGINGAT AKAN MATI DAN MENGINGAT AKAN HARI AKHIRAT .

NABI SALALLOOHU ‘ ALAIHI WASSALAM TELAH BERSABDA ; BERZIARAHLAH KALIAN KE MAKAM –MAKAM YANG TELAH MENINGGAL DUNIA , SEBAB ZIARAH ITU MENGINGATKAN KITA AKAN KEHIDUPAN DI ALAM AKHIRAT KELAK . “Hadist riwayat Ibnu Majah dari Abi Haraeroh”


………..********………..

No comments:

Post a Comment