DFp

Thursday, November 6, 2014

Review Film Kriptografi : The Da Vinci Code



Review
Judul                     : The Da Vinci Code (2006)
Sutradara            : Ron Howard
Produksi              : Columbia Pictures
Film ini bercerita tentang kisah Robert Langdon yang sedang bertugas untuk mengisi sebuah kuliah tentang symbol di Paris. Robert Langdon adalah seorang guru besar di Universitas Harvard yang sebelum mengisi perkuliahan, ia memiliki janji dengan seorang curator Museum Louvre berama Jacques Sauniere. Singkat cerita, Langdon dibawa kepada seorang kepala polisi berama Bezu Feche untuk menyelidiki suatu kasus pembunuhan yang melibatkan beberapa symbol dalam dying message nya. Orang yang terbunuh itu ternyata adalah Sauniere. Sauniere meninggalkan beberapa pesan atau biasa disebut dying message berupa rangkaian angka Fibonacci, lambing pentagram dan posisi Vitruvian Man karya Leonardo Davinci. Pada saat penyelidikan, Langdon ditolong oleh Sophie, seorang anggota polisi dari divisi kriptografi.
Dying message pun berhasil dipecahkan bersama oleh Langdon dan Sophie saat menjadi buronan polisi karena terduga pembunuhan Sauniere. Adapun pesan pesan yang berhasil dipecahkan antara lain adalah :
-          Posisi Vitruvian Man karya Leonardo Da Vinci berarti semua pesan dari sauniere berada disekitar lukisan Leonardo Davinci
-          Rangkaian Fibonacci dan pesan ‘O draconian devil, o lame saint’ merupakan sebuah anagram yang berarti ‘The Leonardo Da Vinci, The Monalisa’
-          Di sekitar lukisan Monalisa, terdapat anagram lain ‘So dark the con of man’ yang artinya ‘The Madonna of The Rock’
Di sekitar lukisan Madonna of The Rock, Sophie dan Lagdon menemukan sebuah Fleur de Lis yang merupakan sebuah kunci menuju ke tempat rahasia yang berhubunga dengan pesan Sauniere yang berkaitan dengan Holy Grail. Fleur de lis merupakan sebuah symbol perkumpulan rahasia bernama Priory of Sion yang konon memiliki Holy Grail tersebut. Dalam perjalanannya, Sophie dan Langdon diharuskan memecahkan sebuah cryptext yang diciptakan oleh Leonardo Da Vinci. Untuk memecahkan cryptext tersebut, mereka pergi ke rumah sahabat Langdon bernama Teabing. Lalu mereka pergi ke London untuk menemukan jawaban dari cryptext tersebut. Di kotak cryptext, terdapat sebuah mirrored message tentang ksatria dan A pope dan pemakaman. A pope sendiri merupakan sebuah pesan berbentuk koinsiden liguistik yang jika dicari dalam search engine, akan tampil hasil dari sejumlah nama orang. Adapun nama yang teratas tampil dalam search engine tersebut adalah Alexander Pope. Alexander pope adalah seorang sahabat Sir Isaac Newton yang memimpin pemakaman Newton di sebuah gereja.  Langdon dan Sophie pun pergi ke gereja tersebut dan mencari jawaban dari cryptext yang dicari.
Jawaban dari cryptext tersebut adalah Apple. Apple merupakan sebuah buah yag menginsppirasi Sir Isaac Newton dalam menemukan teori gravitasi. Dalam gereja itu, yang hilang dari patung Newton adalah sebuah apel dan hal tersebut sesuai dengan mirrored message yang ditinggalkan. Dalam kertas papyrus yang terdapat dalam cryptext tersebut, terdapat sebuah pesan yang menunjukkan dimana Holy Grail tersebut berada. Berdasarkan pesan tersebut, mereka pun pergi ke istana ksatria templar untuk menemukan jawabannya. Makam Maria Magdalena yang merupakan isrti yesus sudah hilag dari tersebut. Namun disana mereka menemukan sebuah fakta mencegangkan bahwa Sophie merupakan Holy Grail itu sendiri selain dari makam Magdalena tentunya. Sophie merupakan keturunan terakhir yesus yang hidup dengan nama kebangsaan Saint Claire. Holy Grail sendiri terus dilindungi oleh para ksatria templar dengan Grand Masternya. Sauniere merupakan Grand Master terakhir yang masih hidup. Grand Master yang lain dibunuh oleh beberapa anggota Opus Dei, sekte Kristen yang sangat berkeras ingin menghancurkan Holy Grail tersebut.  
Selang beberapa waktu, Langdon menilik kembali isi pesan dari kertas papyrus tersebut dan menemukan bahwa makam Maria Magdalena ada di garis mawar kota Paris tepat diatas museum Louvre tempat Sauniere bekerja menjadi curator sekaligus Grand Masternya. Makam Maria Magdalena terletak tepat dibawah piramida tercermin yang ada dalam museum tersebut dan beratapkan kaca ditaburi banyak bintang bintang. Langdon pun mungkin adalah The Grand Master yang ditunjuk dan diharapkan oleh Sauniere sehingga melibatkannya dalam kasus besar ini.

No comments:

Post a Comment